Table of Contents
Asakusa Kanon Temple (Sensoji) Jepang, Kuil Tertua dan Megah di Asakusa
Biasanya yang terkenal akan kuil-kuil adalah daerah Kyoto. Tetapi, jangan salah karena di Tokyo pun kita juga bisa menemukan beberapa kuil yang tidak kalah terkenalnya. Walaupun Tokyo ini dikenal sebagai pusat bisnis, ekonomi, dan teknologi. Salah satu kuil di Tokyo yang akan kita kunjungi adalah Asakusa Kannon Temple atau Kuil Sensoji. Kuil yang masuk ke urutan atas kuil terkenal di Jepang yang dikunjungi lebih dari 3 juta orang di tiap tahunnya. Dan saat ini kuil ini sudah menjadi icon kota Jepang. Sehingga banyak sekali wisatawan yang berburu untuk datang ke kuil ini. Banyak juga wisatawan yang berdoa di sini, tempat berdoa berada di ruangan utama kuil.
Tentang Asakusa Kannon Temple
Apa itu Asakusa Kannon Temple? Asakusa Kannon Temple adalah kuil Budha kuno yang terletak di Asakusa, Tokyo, Jepang. Dibangun pada tahun 628 dan selesai dibangun pada tahun 645. Kuil Budha yang satu ini memiliki desain eksentrik dibandingkan dengan kuil-kuil pada umumnya. Dengan Khas warna merah menyala membuat Kuil ini mudah dikenali. Asakusa Kannon Temple ini juga merupakan kuil tertua di Jepang.
Asakusa Kannon Temple atau Kuil Sensoji terkenal dengan gerbangnya yang dikenal dengan nama Kaminarimon (Gerbang Halilintar) yang ditengahnya tergantung lentera raksasa berwarna merah. Dan gerbang ini yang menyambut kedatangan para wisatawan di Asakusa. Setelah melewati Kaminarimon, kita akan melihat Jalan Nakamise-dori atau Nakamise Street. Jika kita terus menyusuri Jalan Nakamise-dori ini, kita akan sampai di bangunan Kuil Sensoji yang megah. Dengan warna merah yang mencolok diantara gedung-gedung lainnya, Kuil Sensoji tetap berdiri tegak. Bangunan merahnya begitu unik dan di sinilah kita dapat menikmati pemandangan khas Jepang nan istimewa. Kita akan terkesan dengan arsitektur Buddha dan patung-patung yang ada di bagian dalam bangunan. Kompleks ini tetap menjadi kuil Buddha yang aktif digunakan dengan pendeta dan biarawan yang menerapkan gaya hidup kerohanian Buddha.
Di aula Komagatado terdapat Bodhisattva Bato-kannon (patung Kannon), yang dapat kita lihat pada tanggal 19 setiap bulan dan selama festival besar setiap tahun pada tanggal 19 April. Berbagai acara digelar sepanjang tahun di kawasan Kuil Sensoji. Yang terbesar dari mereka adalah Sanja Matsuri, festival tahunan Kuil Asakusa yang diadakan pada bulan Mei. Acara lainnya adalah Karnaval Asakusa Samba pada bulan Agustus dan Hagoita-ichi (Pasar Hagoita) dimana dayung kayu yang dihias dalam permainan tradisional hanetsuki dijual. Sebaiknya datang pagi-pagi atau pada malam hari saat pengunjung tidak terlalu banyak. Dan tentunya tidak akan menyesal karena pemandangan Sensoji di waktu malam sangat impresif.
Orang Jepang biasanya berdoa di bangunan utama pada Kuil Sensoji. Kuil ini biasanya dipenuhi oleh penduduk Tokyo yang berharap berkah sebelum berangkat bekerja, selain menjadi tempat favorit turis. Orang-orang naik ke atas tangga untuk berdoa kepada Kannon, Dewi Kemurahan Hati ( Goddess of Mercy ). Keadaan sedikit remang-remang di dalam kuil yang indah ini. Di dekat altar ada tempat di mana orang-orang melemparkan batangan kayu untuk mengetahui peruntungan mereka. Setelah mendepositkan sejumlah koin, para umat akan mengocok wadah yang berisi batangan kayu hingga keluar batangan kayu. Kayu tersebut memiliki angka setelah itu orang tersebut akan pergi ke sebuah lemari untuk mencari potongan kertas yang sesuai dengan angka yang tertera di batangan kayu tersebut. Potongan kertas ini berisi ramalan masa depan. Yang biasa dikenal dengan istilah "omikuji".
Sejarah Asakusa Kannon Temple
Kuil Sensoji ini dibangun untuk didedikasikan kepada Bodhisattva Kannon (Avalokitesvara), yang dikenal sebagai Guan Yi, Dewi Welas ASih. Menurut legenda yang ada, patung Kannon ditemukan di Sungai Sumida pada tahun 628 oleh dua nelayan yang bersaudara yaitu, Hinokuma Hamanari dan Hinokuma Takenari. Dan setiap kali mereka bermaksud untuk mengembalikan patung tersebut ke dalam sungai, patung tersebut kembali ke permukaan. Kemudian kepala desa Asakusa, Hajino Nakamoto, mengakui kesucian patung tersebut dan mengabadikannya denagn merenovasi rumahnya sendiri menjadi sebuah kuil kecil di Asakusa, sehingga penduduk desa bisa menyembah Kannon. Asakusa pun makin padat dengan kunjungan peziarah yang akan berdoa. Kemudian, Ennin, seorang petinggi dalam agama Budha menciptakan sebuah status di kuil yang kini dikenal dengan Kuil Sensoji. Kuil ini selesai dibangun pada tahun 654 M dengan nama Asakusa Kannon Temple, yang menjadikannya kuil tertua di Tokyo.
Gerbang Kaminarimon Sebagai Salah Satu Landmark di Asakusa
Gerbang Kaminarimon adalah pintu masuk Kuil Sensoji dan dianggap sebagai salah satu landmark Asakusa yang paling terkenal. Di dalam pintu gerbang di kedua sisinya terdapat dewa Buddha pelindung dalam bentuk patung kayu besar, dari mana gerbang ini mendapatkan namanya: Fujin (dewa angin) dan Raijin (dewa guntur). Dibalik kedua patung tersebut, terdapat patung Kinryou atau dewa naga emas dan Tenryou atau dewa naga langit. Gerbang Kaminarimon ini, dipasangi lentera berukuran raksasa. Beratnya sekitar 670 kilogram yang digantung di tengah-tengah gerbang bertuliskan Kaminarimon ("gerbang guntur"), dan di bawahnya adalah calving kayu dari naga tradisional Jepang. Lentera merah yang menggantung diganti secara berkala. Untuk yang sekarang, dipasang sejak tahun 2003, pada saat perayaan ulang tahun ke-400 periode Edo. Yang perlu diketahui, setiap bulan Mei di Asakusa diselenggarakan acara Sanja Matsuri. Saat acara dilangsungkan, kertas dari lentera merah akan dilipat agar tertabkrak oleh mikoshi atau tandu dewa. Jadi, jika kalian melancong saat periode tersebut, tidak akan melihat lampion tersebut secara utuh.
Gerbang ini dibangun pertama kali tahun 941 oleh Taira no Kinmasa, seorang komandan militer Jepang. Furaijinmon menjadi nama awal dari gerbang ini. Pada awalnya terletak di dekat Komagata, kemudian pada tahun 1635 direkonstruksi di lokasi saat ini, Asakusa. Gerbang ini mengalami banyak pembakaran. Empat tahun setelah dipindahkan ke Asakusa, Kaminarimon habis terbakar. Tokugawa Iemitsu, Shogun ketiga dari dinasti Tokugawa kembali membangun gerbang ini dengan beberapa bangunan lain disekitarnya hingga akhirnya kembali terbakar pada tahun 1757 dan 1865. Kaminarimon dibangun kembali pada tahun 1960 dengan hasil sumbangan dari seorang pengusaha bernama Konosuki Matsushita. Sejak saat itu, gerbang ini seakan melupakan masa lalunya yang kelam, dan menjelma menjadi salah satu landmark paling penting di ibukota yang selalu setia menyambut kedatangan para wisatawan.
Berburu oleh-oleh khas Jepang di Nakamise-Dori
Nakamise-dori ( Nakamise Shopping Street ) adalah shopping street yang membentang dari Gerbang Kaminarimon sampai aula utama Kuil Sensoji. Dijuluki pusat perbelanjaan tertua di Jepang, karena sudah ada lebih dari 130 tahun. Dengan panjang sekitar 200 meter, Nakamise-dori tersusun lebih dari 80 toko. Dari dulu Nakamise-dori terkenal sebagai tempat belanja oleh-oleh khas Jepang yang lucu dan unik-unik. Mulai dari masker, lucky cats, figure little sumo wrestler, kipas Jepang, jimat-jimat sebagai pajangan, gantungan kunci, cangkir-cangkir lucu, dan deretan pernak-pernik tradisional khas Jepang dijual di sini atau juga Yukata dan kimono. Tak hanya souvenir saja yang dijual disini, tetapi Nakamise-dori ini juga merupakan tempat yang paling cocok untuk berbelanja kue-kue tradisional Jepang karena toko-toko tersebut sudah berdiri dan dikenal sejak lama. Kue-kue di Nakamise-dori ini rasanya enak dan harganya pun terjangkau. Pas untuk dijadikan oleh-oleh atau dijadikan camilan saat sedang jalan berkeliling di Nakamise-dori. Satu hal yang mesti dicoba di Nakamise-dori adalah sembei atau kerupuk beras yang rasanya unik.
Di sepanjang Nakamise-dori terdapat kios kuliner yang bisa dinikmati sambil berjalan-jalan seperti wagashi (camilan khas Jepang) dan juga toko aneka macam oleh-oleh yang berhubungan dengan Jepang. Sekitar Nakamise-dori terdapat banyak lorong dengan tampilan khas Jepang. Lorong yang kecil dan padat bangunan namun penuh tulisan dan gaya bangunan Jepang. Seperti di film drama Jepang dengan adegan orang yang sedang mabuk karena sake melewati lorong-lorong jalan yang agak sempit dan khas Jepang. warga setempat maupun wisatawan asing pun melebur menjadi satu di tempat ini. Tempat belanja ini pun memiliki suasana yang berbeda tidak seperti tempat lainnya di Jepang. Ciri khas Nakamise Street ini memang agak tradisional tetapi cocok buat Anda yang ingin merasakan suasana asli jepang. Terlebih lagi, harga barang yang ada di sini jauh lebih murah daripada tempat belanja lain di Jepang.
Keindahan Asakusa Kannon Temple di Malam Hari
Pada siang hari, kuil ini selalu penuh sesak oleh para pengunjung. Tapi, bagaimanakah keadaan kuil ini di malam hari? Kuil Sensoji di malam hari tak kalah menarik dengan di siang hari. Pesona dan keindahan Kuil Sensoji di malam hari sungguh sayang untuk dilewatkan. Misalkan saja, dalam rangka memperingati 400 tahun peristiwa Edo Kaifu, setiap hari dimulai dari terbenamnya matahari hingga pukul 23.00, aula utama kuil Sensoji, gerbang Hozomon, pagoda Gojunoto, dan gerbang Kaminarimon akan dihiasi dengan lampu penerangan yang indah dan akan terlihat menawan.
Ada dua patung penjaga pada gerbang Hozomon. Pada malam hari, gerbang Hozomon yang diterangi cahaya lampu remang akan memancarkan keramahan sekaligus kegarangan. Selain itu, ada Pagoda Gojunoto yang terlihat megah bercahaya namun terkesan teduh dengan pencahayaan lampu dari arah bawah. Tetapi, jika kita berkunjung di malam hari, kita tidak bisa melihat bagian dalam aula utama. Karena pintu aula pertama ditutup akan tetapi kita masih bisa melihat altar persembahannya. Atau kita masih bisat melihat bagian dalamnya pada siang hari sampai pukul 17.00. Karena Suasana malam di sini sangat tenang bila dibandingkan saat siang hari yang penuh sesak oleh pengunjung. Dan ornamen-ornamen pada pintu masuk aula utama yang tertutup semakin bersinar tertimpa cahaya lampu.
Mencoba "omikuji" di kuil Sensoji
Terdapat "rumor" di kuil yang dipenuhi oleh antusias para pengunjung ini yang sudah menyebar selama bertahun-tahun. Dan rumor itu berhubungan dengan "omikuji" (kertas ramalan) yang ditawarkan di sini. Omikuji itu sendiri adalah adalah selembar kertas yang bertuliskan tentang keberuntungan. Omikuji bisa didapat ketika kita pergi beribadah ke kuil. Dan biasanya tulisan yang tertera di omikuji menunjukkan ramalan masa depan kita. Tahukah Anda ada 7 macam hasil ramalan omikuji mulai dari ramalan yg paling baik (daikichi) hingga yg terburuk (daikyo)?
Untuk mencoba omikuji kita harus membayar 100 yen per lembarnya. Dengan memasukkan uang koin 100 yen ke dalam kotak uang, maka batang omikuji keluar dari lubang kecil pada kotak. Setelah mengetahui nomornya, carilah laci yang sesuai dengan nomor di batang omikuji dan ambil selembar "kertas ramalan" yang ada di dalamnya. Apabila kita mendapat ramalan buruk, maka kita dianjurkan untuk mengikat kertas ramalan oleh pengurus kuil agar ramalan yang baik menjadi kenyataan. Untuk rumor “ramalan buruk”, di website Kuil Sensoji sudah tertulis: "Disebut oleh orang-orang bahwa, 'Banyak terdapat ramalan buruk saat mengambil omikuji di Kuil Sensoji.' Hal itu sudah ada sejak dahulu kala.”. Maka jika kita mendapatkan ramalan baik di Kuil Sensoji sulit untuk dipercaya.
Walaupun tinggi kemungkinannya untuk mendapatkan ramalan buruk, tetapi omikuji Kuil Sensoji ini tetap populer dikalangan pengunjung. Karena pengurus Kuil Sensoji ini pun sudah menjelaskan bahwa “Walaupun mendapatkan ramalan buruk, apabila berusaha sekuat tenaga pasti bisa merubah keberuntungan Anda,” itulah mengapa Walaupun kita mendapatkan ramalan buruk, penting bagi kita untuk menerima hal tersebut sebagai kesempatan yang baik demi memperbaiki langkah kita ke depannya tanpa bersedih.
Mengenal Setiap Sudut Area Kuil Sensoji
- Kaminarimon
Gerbang Kaminarimon adalah yang akan kita temui pertama kali ketika berkunjung ke Kuil Sensoji. Karena gerbang inilah yang menyambut para wisatawan di Asakusa.
- Nakamise Street
Nakamise Street ini akan kita jumpai setelah kita melewati gerbang kaminarimon. Dan tempat ini adalah tempat perbelanjaan tertua di Jepang.
- Hozomon
Kali ini gerbang Hozomon yang akan menyambut wisatawan yang sudah puas berbelanja di Nakamise-dori. Di gerbang tergantung sebuah waraji (sandal jerami) yang melambangkan kekuatan Nio-sama (dewa pelindung) dan merupakan salah satu alat untuk menangkal kekuatan jahat dan terbuat dari 2500 kg jerami. Lalu, di bagian atas gerbang terpasang dan tersimpan berbagai peralatan untuk mengantisipasi kebakaran serta benda-benda budaya yang berharga.
- Omikuji
Mencoba omikuji (kertas ramalan) setelah melewati Hozomon! yang dikatakan bahwa omikuji di Kuil Senso-ji dirumorkan memiliki tingkat mendapatkan "kyo" (keberuntungan buruk) yang tinggi.
- Osuisha
Tempat ini merupakan tempat untuk menyucikan diri sebelum memasuki aula utama Kuil Senso-ji. Banyak orang berkumpul di sini untuk membasuh tangan dan berkumur dengan air yang keluar dari mulut patung naga. Patung batu yang menghiasi bagian tengah tempat air ini adalah ryushinzo (patung naga) yang mengeluarkan air.
- Jokoro (tempat dupa)
Banyak orang berkumpul di sekitar jokoro yang berada di depan aula utama kuil dan melumuri tubuh mereka dengan asap dari dupa. Ada kepercayaan jika melumuri asap dupa pada bagian tubuh yang sakit maka akan cepat diberikan kesembuhan.
- Aula Utama Kuil Senso-ji
Di sini, orang-orang akan memasukkan uang ke dalam kotak dan berdoa kepada Kannon-sama yang berada di altar di belakang kotak. Satukan kedua tangan di depan dada dan lafalkanlah Namukanze-onbosatsu, pada saat berdoa di Kuil Senso-ji.
- Yokodo
Setelah turun dari tangga sebelah barat aula utama kuil, dapatkanlah goshuin (kertas bertuliskan nama kuil dan hari berziarah yang dicap dengan beberapa stempel) dan mari menuju ke Yokodo. Di Yokodo ini disediakan 2 jenis goshuin untuk Kannon-sama dan Daikokuten-sama (salah seorang dewa keberuntungan). Goshuin yang sudah dibubuhi cap “sudah berziarah” bisa dijadikan kenang-kenangan perjalanan kita.
- Yakushido
Yakushido terletak di belakang Yokodo yang berdiri sejak 345 tahun yang lalu dan merupakan salah satu bangunan tertua di dalam area Kuil Sensoji. Di sini ada 3 figur yang dipuja, yaitu Ju-o yang mengadili manusia di alam baka, Yakushi-nyorai, dan 12 generasi apoteker Juni-shinsho.
- Awashimado
Kita akan menemukan Awashimado, jika kita meneruskan perjalanan ke belakang Yakushido. Di Awashimado tersimpan patung Amida-nyorai dan Awashima-myojin. Ada Upacara yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum yang bengkok pada tahu atau konnyaku (sejenis agar-agar) bernama upacara Harikuyo yang diadakan setiap tahun pada tanggal 8 Februari.
- Zenizuka Jizodo
Zenizuka Jizodo terletak di sebelah utara Awashimado. Alasan aula ini dinamai Zenizuka karena di bawah menara batu terkubur mata uang pada zaman Edo yang disebut kanei-tsuho. Terdapat juga patung batu yang disebut Kankan Jizo yang namanya berasal dari bunyi yang dihasilkan saat pengunjung mengetukkan batu kecil yang diletakkan di samping patung batu ke patung jizo-zama (patung Buddha). Patung ini berada di depan sebelah kanan dari Zenizuka Jizodo. Aula ini banyak dikunjungi orang-orang untuk memohon kelancaran usaha.
- Taman Berbukit di Belakang Aula Utama Kuil Senso-ji
Selanjutnya jika kita meneruskan perjalanan ke timur Zenizuka Jizodo maka akan terbentang ruang terbuka seperti taman di sekitarnya. Kita bisa bersantai di bawah rimbunnya pepohonan di area taman ini. Kita juga akan menemukan berbagai monumen dan patung batu saat berjalan-jalan mengelilingi tempat ini.
- Nitenmon
Jika kita berjalan kaki sekitar 10 menit dari taman ke arah aula utama, maka di sebelah kiri akan terlihat gerbang yang megah. Gerbang yang ditetapkan sebagai properti budaya penting Jepang. Dan gerbang ini bernama Nitenmon yang merupakan gerbang untuk mengabadikan 2 dari 4 dewa penjaga Buddha yaitu Jikokuten dan Zochoten.
- Shinboku
Langkahkan kaki ke arah kanan dari Nintenmon, di depan pos polisi berdiri sebuah pohon Ginko besar yang berusia 800 tahun. Dikatakan bahwa pohon ini tumbuh dari dahan yang ditancapkan oleh Minamoto Yoritomo saat berkunjung ke Kuil Senso-ji. Kita bisa merasakan kekuatan kehidupan dan alam yang tak terduga dari pohon yang bahkan bisa bertahan dari perang ini.
- Bentendo
Bentendo disebut sebagai salah satu dari Kanto Benten dan merupakan aula untuk menyembah Rojo-Benzaiten yang berdiri di sebelah tenggara Bentenyama dari aula utama kuil ini. Di samping Bentendo terdapat menara lonceng yang megah. Kita bisa mendengar bunyi lonceng ini hanya pada setiap pukul 06.00 pagi dan malam pergantian tahun baru. Awalnya Benzaiten dipercaya sebagai dewi musik, kebijaksaan, dan kemakmuran di India. Sementara di Jepang sendiri dikenal sebagai salah seorang dari 7 dewa keberuntungan.
- Jalan di Belakang Nakamise-dori
Setelah puas berkeliling area Kuil Sensoji dan ingin kembali, cobalah untuk melewati bagian belakang Nakamise-dori. Yang menarik adalah kita bisa melihat sekilas pemandangan Nakamise-dori dari jalan belakang. Jalan ini lebih tenang jika dibandingkan dengan jalan utama dan banyak berderet toko oleh-oleh yang unik dan kedai makanan.
Festival Musim Panas Sanja Matsuri yang berpusat di Kuil Sensoji
Festival Sanja Matsuri adalah matsuri setiap bulan Mei di Kuil Asakusa, Tokyo, Jepang. Pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu di minggu ketiga bulan Mei, selama tiga hari festival ini berlangsung. Perayaan dilakukan pada akhir pekan untuk memudahkan pengaturan lalu lintas. Nama resmi festival ini adalah Asakusa Jinja Reitaisai (Festival Besar Kuil Asakusa). Sanja Matsuri ditonton lebih dari satu setengah juta penonton, sekaligus dianggap festival terliar dari semua festival di Tokyo.
Festival ini di adakan untuk menghormati pendiri dari kuil sensoji yaitu Hinokuma Hamanari, Hinokuma Takenari dan Hajino Nakatomo dimana ketiga orang tersebut sudah di Tuhankan di kuil Asakusa yang berdekatan dengan kuil sensoji. Pada festival sanja matsuri ini sekitar 100 Mikoshi (dipercaya tempat bersemayam Kami, roh atau leluhur yang dihormati dalam kepercayaan Shinto) diparadekan dari kuil sensoji di jalanan Tokyo konon dipercaya untuk membawa keberuntungan. Festival ini juga diikuti oleh yakuza yang mengusung mikoshi dan mempertontonkan rajah di seluruh tubuh mereka.
Kita bisa menikmati beragam pameran budaya Jepang, melihat orang-orang yang menari dan memainkan taiko (drum tradisional Jepang), mencoba makanan khas Jepang di stand-stand makanan, dan mencoba permainan tradisional. Selain itu, kikta juga bisa melihat para Geisha yang melakukan pertunjukan dalam Sanja Matsuri. Biasanya para Geisha ini kana muncul dari lantai kedua Asakusa Kenban pada sabtu sore.
Cara Menuju ke Asakusa Kannon Temple
- Jika kita berangkat dari Tokyo Station kita bisa menggunakan JR Keihin Tohoku Line menuju Kanda Station dilanjutkan dengan Ginza Line menuju Asakusa Station dengan harga tiket 310 yen dan waktu tempuh sekitar 17 menit saja.
- Jika kita dari Shinjuku Station kita bisa menggunakan JR Chuo Line turun di Kanda Station juga dan kemudian di lanjutkan dengan Ginza Line. Waktu tempuh sekitar 27 menit dengan harga tiket sekitar 340 yen.
Panorama Asakusa Kannon Temple
Asakusa Kannon Temple
- Berlokasi di : Tokyo, Jepang
- Alamat: 2 Chome-3 Asakusa, Taitō, Tokyo 111-0032, Jepang
- Telepon: +81 3-3842-0181