Table of Contents
Iyashi No Sato Japan, Desa Wisata di Kaki Gunung Fuji
Jika mendengar Tokyo, maka yang terlintas dalam pikiran adalah kota yang padat yang penuh dengan gedung-gedung pencakar langit. Tetapi, ada sisi yang berbeda dari Tokyo. Yaitu adanya sebuah desa kecil yang indah dan unik, bernama Saiko Iyashi no Sato Nenba atau sering dikenal dengan Iyashi no Sato.
Iyashi no Sato adalah sebuah desa wisata yang terletak di sebelah barat Danau Saiko, salah satu danau yang mengelilingi gunung Fuji. Atau lebih tepatnya terletak di Saiko, Fujikawaguchiko-machi, Minamitsuru-gun, Yamanashi. Di Iyashi no Sato atau disebut juga Nenba Hama, kita akan menjumpai lebih dari 20 rumah atau bangunan tradisional Jepang dengan dinding dan atap terbuat dari anyaman bambu dan jerami. Bentuk atapnya menggambarkan penutup kepala yang biasa dipakai oleh para samurai atau helm samurai. Sedangkan arsitekturnya mengikuti gaya Kabuto-zukuri. Saat ini, rumah - rumah di Iyashi no Sato difungsikan sebagai museum, galeri yang menampilkan kerajinan dan kesenian khas Jepang, restoran, serta toko. Karena sudah tidak dihuni lagi. Rumah - rumah ini berjajar, semakin masuk ke dalam semakin tinggi bangunannya, dilengkapi juga dengan adanya gunung Fuji di belakangnya.
Iyashi no Sato berjuluk Healing Village
Iyashi no Sato adalah desa yang masih mempertahankan arsitektur zaman dulu, yang suasana sekitarnyapun masih dijaga keasliannya. Tenang dan damai yang akan kita rasakan jika kita memasuki desa ini seolah kita bisa merasakan hidup di masa lalu. Dengan latar belakang gunung Fuji juga dialiri sungai Honsawa ditambah lagi dengan pepohonan hijau serta segarnya air danau, menambah keasrian desa ini. Karena memang desa ini menyuguhkan pemandangan alam yang masih asli dan alami. Saat kita menikmati udara di pegunungan dan udara sekitar yang menyentuh kulit tentunya akan terasa sejuk dan lembut. Tak heran, jika Iyashi no Sato termasuk dalam kategori desa tradisonal di Jepang yang bersaing dengan dengan Desa Shirakawago di Gifu dan Desa Boso No Mura di Chiba. Wisatawan pun lebih memilih ke tempat ini, untuk mengasingkan diri agar mendapatkan kedamaian dari hingar bingar padatnya kota.
Sejarah Iyashi no Sato
Pada mulanya desa ini banyak penghuninya dan sudah dikenal dengan rumah tradisional dari zaman Edo. Namun pada tahun 1966, Iyashi no Sato mengalami bencana yaitu dilanda badai topan dan tanah longsor. Sehingga meluluh-lantakan desa ini sehingga para penduduk pun pergi meninggalkan desa ini. Empat puluh tahun kemudian, tempat ini dibangun kembali untuk menghidupkan kembali rumah tradisonal Jepang beratap jerami. Dengan fungsi yang berbeda, sudah tidak dihuni lagi, akan tetapi alih fungsikan sebagai museum, galeri kerajinan tradisioanal Jepang, juga diadakannya acara seperti zaman dahulu yang disesuaikan dengan musim. Tempat ini dibuka kembali pada tahun 2006.
Menjelajahi Iyashi no Sato
Ada banyak tempat menarik di dalam desa Iyashi no Sato. Ada kolam ikan dengan air yang jernih berada di sisi kiri gerbang masuk ke Iyashi no Sato. Terdapat sebuah tong yang dialiri air dan berisi botol-botol minuman dengan tulisan Jepang menggantung, tidak jauh dari kolam. Aliran air itu digunakan untuk mendinginkan minuman atau dijadikan kulkas. Dari gerbang masuk ini sudah terdapat toko oleh-oleh yang menjual berbagai produk khas Jepang seperti, udon basah, teh, miso, beras, serta kerajianan tangan. Kerajinan tangan yang dijual ada arang, tembikar, kain tenun, pot hingga dupa. Untuk makanan biasanya yang terkenal dan menarik adalah udon. Terdapat juga toko yang menawarkan teh gratis. Selain itu ada Museum Pengendalian Erosi dan Sedimen terletak tepat di area pintu masuk. Museum ini menjelaskan tentang bencana yang memporak-porandakan desa Iyashi no Sato juga cara mencegah agar bencana tersebut tidak terjadi lagi.
Bangunan lainnya adalah Rumah Seseragiya. Di dekat pintu biasanya terpajang instalasi seni yang bentuknya sesuai dengan tahun imlek, karena biasanya digunakan untuk penyambutan tahun imlek. Rumah yang menghadap timur ini memiliki dinding yang dipenuhi gambar yang indah, kebanyakan bentuk potret orang sendiri ataupun bersama-sama. Di sini kita bisa mencoba membuat kartu. Atau melihat pertunjukan perajin lokal membuat keranjang pengeringan bambu selama akhir pekan.
Bangunan berikutnya Rumah Miharashiya, rumah dengan dua lantai. Di lantai pertama dipenuhi dengan dengan hasil seni yang telah mendapatkan penghargaan, jadi hampir mirip dengan galeri. Sedangkan di lantai kedua difungsikan sebagai menara pandang. Untuk memasuki lantai dua ini, wisatawan harus melepas alas kakinya dan berganti dengan sandal yang sudah disediakan. Menara pandang tersebut terletak di ujung tangga yang terdapat jendela besar sebelah kiri. Dari menara pandang ini, gunung Fuji semakin terlihat mempesona.
Selanjutnya ada bangunan Rumah galeri kerja tembikar Fuji Roman-gama. Di dalam rumah ini tentu terdapat beragam tembikar. Ada dudukan sumpit berbentuk kucing yang dijual muali 200 Yen. Ada juga mangkok kecil khas Jepang dipenuhi motif indah mulai dari 400 Yen. Pajangan kecil berbentuk Gunung Fuji seharga 500 Yen. Selain itu, masih banyak tembikar lainnya. Disini, kita juga bisa mencoba membuat hiasan berbentuk burung hantu dan mewarnai tembikar.
Ada juga Watanabe House yang akan menyuguhkan barang-barang pameran yang menggambarkan keseharian para petani di zaman dulu. Terdapat tempat yang kita bisa mencoba kimono ataupun baju besi samurai dengan harga sewa 500 Yen, rumah ini bernama Hinomi-ya. Di ujung desa, terdapat tempat galeri yang memajang aneka patung dan pajangan dinding yang berasal dari kayu, boneka Tsurushi Kazari, senjata samurai, ada juga pakaian kimono atau yoroi tradisional. Di Iyashi no Sato juga terdapat jembatan yang bernama jembatan Fujimi. Biasanya digunakan orang-orang untuk berfoto dengan menggunakan kimono. Iyashi No Sato juga menyediakan gazebo dan tempat khusus yang dipenuhi aneka mainan tradisional bagi anak-anak. Jika dirasa lapar, bisa mencoba beberapa restoran di desa Iyashi no Sato ini.
Suasana Empat Musim di Iyashi no Sato
Keindahan empat musim di Iyashi no Sato pun tak terkalahkan, dibanding tempat lain. Dimulai dari musim semi (Iyasho no Sato spring) yang ditandai dengan mekarnya bunga sakura. Bunga sakura yang mekar berjajar disepanjang jalan pedesaan tersebut dan disekitar rumah-rumah. Ditambah lagi dengan suasana hangat serta perpaduan dengan air danau yang akan menambah keindahan desa ini. Di musim panas (Iyashi no Sato summer) tak kalah indah, walaupun sakura sudah tidak mekar, tetapi akan tergantikan dengan pepohonan hijau yang rindang yang sejuk dipandang mata. Di tambah dengan langit yang bersih serta matahari yang bersinar terang akan menambah keteduhan. Walaupun musim panas, akan tetapi suasana di Iyashi no Sato tetap sejuk.
Berbeda lagi ketika di musim gugur (Iyashi no Sato autumn) desa ini akan semakin tampak indah, dengan adanya dedaunan yang berubah warna menjadi kuning kemerahan, ditambah lagi dengan berjatuhannya ranting pohon. Pastinya akan menyisakan pemandangan yang mempesona membuat mata tak mampu berkedip. Sedangkan di musim dingin (Iyashi no Sato Winter) rumah yang beratapkan jerami ini akn tertutup oleh salju, sepanjang jalan desa ini pun tertutup oleh salju. Ditambah dengan terlihatnya gunung fuji yang juga tertutup salju, tentunya menambah keindahan tempat ini. Ada baiknya kita mencoba mengunjungi salah satu rumah dan duduk disekitar api sembari menikmati teh gratis untuk menikmati musim dingin di Iyashi no Sato. Kapanpun kalian akan mengunjungi Iyashi no Sato, maka tidak akan sia-sia, karena disetiap musimnya Iyashi no Sato selalu menyajikan suasana yang berbeda dan tentunya menyenangkan.
Kegiatan Asyik di Iyashi no Sato
- Berfoto dengan Latar Belakang Gunung Fuji
Salah satu tempat untuk melihat keindahan gunung Fuji adalah Iyashio no Sato. Di Iyashi no Sato ini kita bisa berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.
- Berkeliling Iyashi no Sato
Selain berfoto kita juga bisa berjalan-jalan menyusuri setiap sudut desa ini. Dengan sesekali mampir di salah satu rumahnya. Kita bisa jalan-jalan dengan melihat Gunung Fuji, suasana yang sejuk membuat semakin betah untuk menikmati desa ini.
- Mencoba Kimono dan Baju Besi Samurai
Di Iyashi no Sato ada salah satu rumah yang merupakan tempat penyewaan baju tradisional khas Jepang yaitu kimono atau yoroi dengan harga 500 Yen. Kita juga bisa berfoto dengan menggunakan kimono ini dengan latar belakang gunung Fuji. Selain itu, kita bisa mengelilingi desa ini dengan menggunakan kimono.
- Mempelajari Budaya Negeri Sakura
Kita bisa mempelajari budaya Jepang, dari memasuki salah satu rumah yang dijadikan museum di Iyashi no Sato. Selain itu, kita juga bisa belajar cara membuat kerajinan tangan, seperti tembikar, dupa, kain tenun, pot, serta arang. Karena di Iyashino Sato memang disediakan workshop untuk para pengunjungyang ingin mencoba membuat kerajinan tangan. Kita juga bisa belajar membuat kertas washi dari kulit pohon dan bambu dan membuat mie soba. Kertas washi adalah kertas yang dibuat dengan metode tradisional khas Jepang.
- Mencoba Tradisi Minum Teh
Masyarakat Jepang menganggap minum teh tak sekadar menyeduh dan menyajikannya. Biasanya teh hijau ini disajikan dalam cawan keramik dengan beraneka motif. Untuk mengimbangi teh hijau yang pahit rasanya maka didampingi dengan permen jeli yang rasanya sangat manis dengan aneka bentuk. Ada cara unik tersendiri ketika akan meminum teh, sebelumnya kita harus memutar cawan dengan posisi lukisan yang ada di cawan menghadap ke depan sebanyak tiga kali. Setelah itu, teh baru diminum dalam sekali teguk hingga habis dengan suara seruputan di bagian akhir. Hal ini sebagai tanda bahwa kita menyukai apa yang disajikan oleh tuan rumah.
- Membeli Souvenir Khas Iyashi no Sato
Sebelum pulang, belilah cinderamata khas Jepang, untuk dijadikan oleh-oleh ataupun kenang-kenangan dari Iyashi no Sato. Karena di sini banyak dijual souvenir cantik dan unik di toko oleh-oleh yang disediakan. Ada pajangan rumah berbahan keramik, kayu, dan kartu ucapan yang siap untuk dibawa ke Tanah air.
- Melihat keindahan Danau Saiko dari Iyashi no Sato
Karena letaknya hanya sebelah barat Danau Saiko, maka kita dapat dengan mudah menikmati Danau Saiko ini dari Iyashi no Sato. Di siang hari, kita bisa melihat pantulan Gunung Fuji di permukaan danau ini. Sedangkan di malam hari yang terpantul adalah bulan dan bintang.
- Menyantap menu khas Yamanashi di Saiko Iyashi no Sato Nenba Restaurant
Jika sudah berkunjung ke Iyashi no Sato, jangan lupa untuk mencoba makanan khas Yamanashi yaitu Hoto. Hoto ini semacam mie yang berukuran lebar yang dimasaknya di dalam kuah miso dan sayuran. Ada satu lagi yang harus dicoba yaitu mie soba asli Yamanashi, karena tidak kalah lezatnya dari Hoto. Dan jika ada yang merasa lelah bisa beristirahat di hotel, karena ada banyak hotel dekat dengan Iyashi no Sato.
Cara ke Iyashi no Sato
Melalui Shinjuku Station, bisa menggunakan kereta ekspress ke arah Kofu lalu turun di Stasiun Otsuki, transit menggunakan kereta Fuji ekspress berhenti di Stasiun Kawaguchiko. Dengan ongkos 3.400 Yen. Lalu naik bus Retro Saiko atau Aokigahara Line dan turun di halte bus Iyashinosato Nenba, dengan ongkos 630 Yen. Bisa juga menggunakan bus ekspres dari terminal bus ekspres di Shinjuku Station atau Bandara Haneda.
Iyashi no Sato ini buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 17.00. Sedangkan di musim dingin dari pukul 09.30 hingga 16.30. Untuk tiket masuk seharga 350 Yen untuk dewasa dan 150 Yen untuk anak-anak.
atau jika anda tidak ingin repot, bisa kontak kami untuk sewa mobil ke Iyashi No Sato : Sewa Mobil di Jepang dengan Sopir Beserta Biaya
Data Iyashi no Sato
- Berlokasi di : Yamanashi, Jepang
- Alamat : Jepang, 〒401-0332 Yamanashi Prefecture, Minamitsuru District, Fujikawaguchiko, Saiko, 根場2710
- Telepon: +81 555-20-4677